The Power Of "After 40 Days" Pembiasaan Tanpa Pembiaran

Mengubah suatu kebiasaan bukan hal mudah, namun melalui teknik The Power Of "After 40 Days" dengan prinsip "Pembiasaan Tanpa Pembiaran", diteorikan oleh Islam dan didukung oleh oleh sains modern dalam prakteknya terbukti dapat mengubah pola kebisaan seseorang bahkan kelompok.

Lebih dari 40% tindakan yang dilakukan seseorang setiap harinya bukanlah keputusan sungguhan melainkan kebiasaan sebagaimana dikemukakan oleh peneliti dari Duke University tahun 2006, berita buruknya kebiasaan itu pasti dilakukan secara sadar atau tidak sadar setiap hari setiap waktu sehingga berlaku untuk jangka panjang, sedangkan keputusan sungguhan dalam kata lain hasil respon dari otak hingga menghasikan aktivitas sesuatu merupakan hal yang bersifat kondisional dalam artian hanya dilakukan sewaktu-waktu saja, oleh karenanya kebiasaan pasti menjadi karakter dan mempengaruhi bagaimana cara hidup seseorang, entah baik atau buruk tergantung kebiasaan tersebut.



The Power Of "After 40 Days" atau kekuatan setelah 40 hari merupakan suatu metode untuk membentuk karakter atau kebiasaan seseorang dengan jangka waktu 40 hari lamanya, setelah 40 hari akan terlihat perubahan prilaku dari yang 40 hari sebelumnya,  hal-hal yang dilakukan selama proses pembiasaan dalam rentang waktu 40 hari tersebut akan menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus secara istiqomah oleh pelakunya, kebiasaan yang dilakukan terus menerus itulah yang disebut dengan karakter.

Karakter memang suatu yang viral dewasa ini, momok terbesar dalam permasalahan bangsa adalah karakter, tujuan pendidikanpun bertitik beratkan pada karakter, karakter yang diharapkan tentunya karakter positif, bukan negatif, namun fakta sekarang segala rupa karakter negatif tengah gencar meracuni sumber daya esensial negara kita, entah dari segi sikap sosial masyarakat, budaya, agama hingga politik. Namun untuk melakukan suatu gerakan perubahan dalam skala besar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan atau membalikkan badan, akan tetapi cita-cita perubahan tersebut bisa mulai kita realisasikan dengan penyadaran diri, mulailah dari diri sendiri ajaklah orang-orang terdekat, keluarga, rekan, teman dan sahabatt, kemudian banyangkan jika sekian % (persen) orang-orang di Indonesia ini seperti anda, pikirkan kedepannya dengan pernuh keyakinan yang positif, perubahan yang lebih baik akan terpampang nyata di depan mata andai itu semua di lakukan.

Menurut penelitian prilaku yang dilakukan selama 7 hari berturut-turut akan membuatnya tertanam kuat pada otak, dan dibutuhkan waktu 21 hari untuk membuatnya permanen, dan jika dapat terus menerus melakukan kebiasaan tersebebut selama 40 hari berturut-turut tanpa jeda waktu maka akan menjadi suatu karakter.

Dalam Islam konsep 40 Days (40 Hari) sudah sejak zaman Rasulullah SAW di tekankan, untuk membiasakan seseorang berbuat taat atau ibadah, maka ibadah tersebut harus dilakukannya selama 40 hari tanpa terputus, contoh dalam hal sholat berjamaah sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik R.A ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang sholat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah dengan mendapatkan takbir yang pertama, maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan" (HR. Tirimdzi). Dalam konteks hadits di atas, dapat dipahami bahwa seseorang diharuskan untuk tertib melaksanakan sholat berjamaah selama 40 hari berturut-turut tanpa jeda/terputus serta disiplin datang sholat sehingga dapat menemui takbir yang pertama yakni takbiratul ihram, apabila telah mampu melakukannya selama 40 hari maka akan mendapatkan dua kebebasan, salah satunya adalah kebebasan dari sifat kemunafikan, sebagaimana kita ketahui sifat munafik adalah sifat negatif, dan diantara tanda-tanda orang munafik adalah tidak mau mengerjakan sholat berjamaah apalagi sampai 40 hari berturut-turut, dengan begitu seorang muslim yang mampu mengerjakan dengan tertib 40 kali sholat berjamaah dengan disiplin memperdapati takbir yang pertama maka dapat dipastikan terhindar dari sifat munafik, andaipun benih-benih kemunafikan itu semisal ada pada hatinya namun dengan kesungguhan dia melakukan pembiasaan 40 hari tersebut maka sifat dan kebiasaan negatif di hati itupun akan sirna, dan sifat positif akan datang berganti dan menjadi kebiasaan hingga akhirnya hal itu menjadi karakter, sehingga tidak hanya sebatas 40 hari ia lakukan melainkan untuk selamanya. Memang istiqomah itu berat, apalagi sampai 40 kali tanpa jeda, apabila sebelum genap 40 hari terdapat satu hari saja jeda maka harus dihitung mulai awal kembali hingga mendapatkan 40 hari yang tanpa jeda. Begitulah pembentukan konsep pembentukan karakter yang di ajarkan oleh Islam.

Sejalan dengan konsep di atas, Steven R. Covey (1933-2012) menegaskan minimal 30 hari pembiasaan dalam pembentukan karakter. Hal ini selaras dengan teori tentang kinerja otak yaitu tentang "30 Hari Neurogenesis". Dalam konsep Neurogenensis dijelaskan bahwa sel-sel otak bila tidak digunakan maka ia akan mati dengan sendirinya, kemudian diganti dengan sel-sel otak yang baru sesuai dengan informasi/aktivitas baru yang kita lakukan. Sel-sel otak yang terus digunakan akan berintegrasi dalam jaringan otak dengan membutuhkan waktu selama 30 hari, sedangkan sel-sel otak yang tidak digunakan akan mati dan hilang. Dari sini dapat kita jabarkan bahwa informasi yang kita terima atau pengetahuan yang kita pahami apabila tidak digunakan maka perlahan akan pudar dari ingatan, ingatan tentang hal tersebut akan semakin berkurang hingga akhirnya hilang dan digantikan dengan informasi atau pengetahuan baru yang baru kita terima, sama halnya dengan aktivitas, aktivitas yang awalnya kita lalukan kemudian jarang atau tidak dilakukan lagi, aktivitas tersebut perlahan hilang dari ingatan, dan apabila saat itu kita melalakukan aktivitas baru yang berbeda dari sebelumnya maka kesan aktivitas  baru itulah yang akan menggantikan kesan aktivitas yang sebelumnya di dalam otak, oleh karenanya untuk melekatkan secara permanen informasi/pengetahuan dalam otak atau untuk membiasakan suatu aktivitas yang dilakukan, maka perlu waktu minimal 30 hari. 30 hari tersebut merupakan masa perjalanan sel-sel otak yang berisikan informasi dan aktivitas menuju rekaman jaringan otak, apabila informasi dan aktivitas yang dimaksud dilakukan terus menerus berarti sel-sel otak terus berjalan menuju jaringan otak dan akhirnya sampai pada jaringan otak, ketika sel-sel tersebut telah sampai dan melekat pada jaringan otak maka hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan hingga akhirnya menjadi karakter. Sebagai contoh awalnya kita punya kebiasaan membuang sampah sembarangan kemudian ingin merubah kebiasaan tersebut dengan selalu membuang sampah pada tempatnya, maka dari itu kita harus selalu membuang sampah pada tempatnya selama 30 hari tanpa melanggarnya satu kalipun, sel-sel otak lama yang berisikan perihal "membuang sampah sembarangan" karena tidak di ulangi lagi perlahan akan hilang dari ingatan, sementara sel-sel otak yang baru yang berisikan perihal "membuang sampah pada tempatnya" akan menggantikan tempat sel-sel lama, perihal "membuang sampah pada tempatnya" kita ulangi terus-menerus maka sel-sel tentang itu di dalam otak akan semakin kuat menuju sistem jaringan otak, ketika telah sampai pada jaringan otak maka otak akan memprogram berupa kesadaran ketika melihat sampah tentu akan timbul dorongan untuk membuangnya tempatnya, di butuhkan minimal 30 hari bagi otak untuk memproses ini artinya kita akan terus menerus mengulangi pekerjaan ini secara rutin selama minimal 30 hari untuk menjadikannya terprogram dalam otak yang artinya suatu aktivitas tersebut telah menjadi karakter bagi seseorang.

Dalam dunia pendidikan pembentukan karakter merupakan hal yang sangat esenisal, namun mengupayakannya bukanlah hal yang mudah, di rumah atau di sekolah baik kiranya diterapkan teknik pembentukan karakter melalui pembiasaan selalama 40 hari ini, dengan harapan setelah selesai pembiasaan selama 40 hari terlihat perubahan prilaku peserta didik baik dalam hal kedisiplinan, ketaaatan aturan, kebersihan, kesadaran dan kemandirian, dan satu hal yang harus diperhatikan yang merupakan kunci keberhasilan  dari konsep after 40 days ini yaitu pembiasaan tanpa pembiaran.

Pembiasaan tanpa pembiaran dikatakan sebagai kunci berhasilnya konsep after 40 days ini, artinya ketika seorang pendidik menerapkan suatu aturan terhadap peserta didiknya dan dia harapkan peserta didiknya menyadari akan aturan tersebut untuk selalu dilakukan, dalam kata lain telah menjadi karakter bagi peserta didik tersebut, maka sebagai pendidik selama 40 hari penerapan itu harus selalu di kontrol, inilah yang disebut dengan pembiasaan tanpa pembiaran, dalam rentan waktu 40 hari misal ada peserta didik melanggar aturan yang telah disepakati sebelumnya maka sebagai pendidik tidak boleh melakukan pembiaran terhadap hal tersebut, harus ditindak lanjuti, kalau dibiarkan pembiasaan tersebut akan gagal dalam kata lain kita harus mengulangnya dari awal lagi. Contoh umpamanya hendak menerapkan sikap hormat ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, selama 40 hari peserta didik harus selalau dibiasakan dan diawasi saat melakukannya, ketika ada satu atau dua orang yang tidak melakukan maka janganlah dibiarkan dan harus ada tindakan, selama 40 hari tanpa jeda peserta didik selalu melakukan itu dengan pengawasan dari pendidik maka setelah 40 hari kita lihat sikap hormat tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik, setiap harinya mereka akan melakukan hal yang sama meski tanpa pengawasan dan itulah yang dimaksud dengan karakter.

Pembiasaan tanpa pembiaran yang dilakukan selama 40 hari memang memiliki kekuatan tersendiri, memiliki pengaruh tersendiri bagi pelakunya, bukan opini belaka melainkan konsep ini telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dikuatkan oleh teori modern sebagaimana dijelaskan di atas, oleh karenaya pembentukan karakter dengan metode semacam ini banyak diterapkan di sekolah-sekolah elit dalam rangka membentuk karakter suatu kelompok, kalau untuk kelompok saja terbukti bisa berdampak apalagi terhadap individual, ketika kita ingin memulai membiasakan sesuatu pada diri kita pertama tanamkan niat yang kuat, niat berperan sebagai motivasi dan pengarah tujuan dari aktivitas, kalau niatnya saja tidak kuat maka aktivitaspun akan mengambang tak tentu arah dan akhirnya gagal, selain niat yang tak kalah penting adalah isiqomah, istiqomah atau konsiten artinya melakukan sesuatu secara terus menerus, jangan biarkan sekali-kali ketika timbul geritik hati untuk meninggalkannya, lakukanlah secara terus menerus hingga akhirnya menjadi kebiasan, melalui sebuah kebiasaan pasti kelak akan menghasilkan sebuah karakter, karakter itulah yang merupakan ciri khas dari seseorang, dari karakter itulah seseorang di sukai oleh orang lain atau di benci, maka dari itu ciptakanlah karakter baik dalam hidup, tebarlah manfaat sebanyak-banyaknya karena salah satu kriteria manusia yang terbaik di muka bumi ini adalah yang paling bermanfaat bagi selainnya.

1 Response to "The Power Of "After 40 Days" Pembiasaan Tanpa Pembiaran"

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel