"Bercerita" Sebagai Metode Dalam Pendidikan Al Quran

Isi kandungan Al Quran 1/3 adalah cerita / kisah. Suatu rahasia mengapa 1/3 Al Quran isinya cerita adalah karena dengan metode bercerita pengaruhnya sangat dalam bagi jiwa, suatu nasehat dan inspirasi akan mudah dikenang, teguran yang tak meyakitkan dan menjadi contoh motivasi bagi siapa saja yang menggunakan akal pikirannya.Allah Ta'ala berfirman dalam QS Yusuf ayat 111 yang artinya:“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi ‘alaihis salamdan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yusuf: 111)




Pengertian Bercerita
Bercerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa kejadian yang sebenarnya)

Tujuan Bercerita
Bercerita mempunyai tujuan untuk:
1. Hiburan atau pertunjukan.
2. Komonikasi orang tua ke anak
3. Mengajar / mendidik.
Yang perlu digarisbawahi adalah gaya bercerita di panggung untuk hiburan dengan gaya bercerita di kelas sebagai pendidikan tidaklah sama, namun memang ada baiknya seorang guru mengadaptasi gaya bercrita di panggung seperti gimik, suara intonasi, pemakaian atribut dan lain sebagainya guna menarik perhatian para pendengar yakni siswa.

Kenapa Harus Bercerita.?
Karena dengan bercerita dapat:
1. Melatih kemampuan mendengarkan.
2. Meningkatkan kemampuan berbahasa dan minat baca.
3. Mengasah imajinasi yaitu suatu yang belum pernah ada, belum pernah terjadi dan belum pernah di alami.
4. Merangsang semua kecerdasan; lingusitik, musikal, logical matematic, visual spesial, interpersonal, intrapersonal, naturalist dan budily kinesthetic.
5. Meningkatkan karakter dan kompeten.
6. Membangun kedekatan orang tua dan anak atau guru dengan siswa.

Kenapa Harus Menceritakan Al Quran.?
Al Quran harus diceritakan karena sepertiga (1/3) isi kandungan Al Quran adalah cerita atau kisah-kisah umat terdahulu baik tentang tokoh-tokoh para Nabi dan Rasul juga cerita sejarah lainnya yang bisa diambil i'tibar atau pelajaran bagi umat manusia.

Korelasi hal ini dengan diri anak adalah bahwa setiap anak memerlukan sosok / tokoh yang jadi panutan atau idolanya, sosok idola dalam benak itu akan berpengaruh besar terhadap sikap dan tingkah lakunya setiap hari, misal ada anak yang mengidolakan tokoh kartun di Televisi, maka berbagai atribut yang terkait idolanya tersebut ingin dia miliki, tak hanya sebatas itu bahkan gaya bicara dan gaya bergerak-geriknya ingin sama dengan tokoh tersebut. Menyikapi hal ini tentunya sebelum anak mendapat sosok idola dalam benaknya hendaklah orang tua atau guru menghadirkan sosok yang Islami, contoh Nabi Muhammad dan Nabi-nabi selainnya yang diceritakan oleh Al Quran atau tokoh-tokoh pejuang muslim seumpanya, cara menghadirkan sosok tersebut adalah dengan mengenalkannya pada anak, dan cara mengenalkannya pada anak salah satunya adalah dengan menceritakannya.


Apa Yang Bisa Diceritakan Dari Al Quran.?
Banyak hal yang bisa diceritakan dalam Al Quran, bahkan semua isi kandungan Al Quran bisa dibuat cerita / bisa di sampaikan lewat cerita, contoh:
1. Kisah / cerita yang memang ada dalam Al Quran, seperti kisah para Nabi dan Rasul, kisah Malaikat, kisah Qaruun, kisah Ashabul Kahfi, kisah peperanan dan kisah-kisah lainnya yang masih banyak lagi.
2. Asbabunnuzul suatu ayat / surah.
3. Menjelaskan maksud ayat dengan perumpamaan.
4. Ayat tentang sebuah peristiwa.


Persiapan Untuk Bercerita
Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan agar bisa menceritakan Al Quran kepada anak.?
Yang harus disiapkan ialah:
1. Pilih satu ayat/surah/tema/kisah yang ingin diceritakan.
2. Fokus pada tema kisah, jangan mengalur ke tema yang lain.
3. Tulis ulang cerita (re write), yakni setelah dapat alur cerita tulislah ulang cerita sesuai kebutuhan durasi, usia dan jumlah audience.
4. Anchoring, yakni jikalau menceritakan Al Quran maka sertakan/bawalah fisik Al Quran saat bercerita.
5. Wajib membacakan / memakai ayat / surah yang berkaitan.
6. Pastikan sumber cerita terpercaya, jangan seolah ragu.
7. Membuka dan menutup cerita dengan berkesan dan berpesan.

Prinsip Bercerita
1. Menasehati tanpa terkesan menasehati, yakni di akhir cerita tidak usah memberikan kesimpulan atau pemahaman, biarkan anak dengan sendirinya menangkap pesan / isi cerita tersebut.
2. Berceritalah ketika anak siap mendengarkan, yakni dengan memperhatikan teori gelombang otak.
3. Libatkan anak-anak dalam bercerita, yakni perhatikan modalitas VAK (vissual, auditorial, kinestetic)
4. Perkuat pesan cerita dengan; repitisi (pengulangan), emphasis (penekanan) dan afirmasi (penguatan)
5. Berceritalah dengan 100%, maksudnya sesuai teori komonikasi oleh Albert MC Behem yaitu "suatu komonikasi dipengaruhi oleh 55% bahasa tubuh, 38% intonasi dan 7% diksi (kalimat).


Latihan Dalam Membawakan Narasi Cerita
Yang perlu dimatangkan atau dilatih agar enjoy dalam bercerita adalah:
1. Power; kelantangan suara saat membawakan cerita.
2. Artikulasi; kejelasan kata saat berbicara sehingga mudah dimengerti.
3. Intonasi; tinggi rendahnya suara disesuaikan dengan irama dan suasa cerita.
4. Tempo; kecepatan berbicara, jarak antara satu kata ke kata yang lain atau satu kalimat ke kalimat selanjutnya.
5. Eye Contack; tatapan mata ke penonton.
6. Penghayatan; berupa mimik wajah gembira ketika membawakan bagian narasi yang gembira atau menyenangkan, mimik majah sedih ketika membawakan narasi sedih, marah ketika membawakan narasi marah dan lain sebagainya.
7. Teknik pemeranan / penokohan; setiap tokoh dalam cerita yangt diperankan mempunyai karakter berbeda, sehingga dalam membawakan narasi cerita juga harus terkesan berbeda.
8. Teknik posisi; hendaknya bercerita itu berubah posisi, tidak menetapn pada satu posisi dari awal hingga akhir.
9. Teknik gestur; ketika memerankan tokoh anak-anak maka gesture tubuh hendaknya seperti anak-anak, ketika memerankan orang tau misal tubuh harus menunduk seperti kakek tua.
10. Mengubah suara; bercerita harus bisa menirukan berbagai suara, seperti suara anak-anak, orang dewasa, orang tau, suara binatang ataupun suara alam seperti suara angin, air, hujan, petir dan lain sebagainya.
11. Kostum; sangat bagus saat bercerita menggunakan koustum terkait atau yang menarik.
12. Alat peraga; seperti gambar, wayang, boneka tangan dan lain sebagainya.

1 Response to ""Bercerita" Sebagai Metode Dalam Pendidikan Al Quran"

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel