Tugas CGP7 Oleh Nani, S.Pd.I ; 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (Pemikiran Ki Hajar Dewantara)

A. PENGANTAR

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam tatanan suatu negara, untuk memajukan suatu negara salah satu langkah yang diambil adalah dengan memamjukan pendidikan. Pendidikan Indonesia saat ini dinilai masih kalah dengan negara lain, meski demikian kementrian pendidikan tidak tinggal diam menyikapi hal tersebut, berbagai upaya dilakukan seperti memunculkan sebuah inovasi, inovasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan diterbitkannya kurikulum merdeka pengganti kurikulum yang telah ada sebelumya, dalam kurikulum merdeka murid dituntun untuk belajar dengan asas kemerdekaan, para gurupun diberikan program dan pelatihan sebagai bekal dalam pengimplementasian kurikulum tersebut, seperti diadakannya program guru penggerak. Guru penggerak adalah program pemerintah bagi guru-guru yang telah memenuhi persyaratan dan lulus seleksi, guru pengerak bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, guru penggerak berperan sebagai penggerak komonitas belajar yang ada disekitarnya, kemudian dalam lingkup pembelajaran guru penggerak berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong siswa untuk berkembang secara holistik, aktif dan proaktif.

Program pendidikan guru penggerak sudah dijalankan ke seluruh pelosok tanah air hingga sampai ke tempat saya (penulis) yang berlokasi di Kab. Hulu Sungai Utara, Prov. Kalimantan Selatan sebagai angkatan 7. Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang dijalani oleh Calon Guru Penggerak (CGP) diawali dengan mengikuti lokakarya orientasi kemudian dilanjutkan dengan pemahaman modul.1.1 secara terbimbing oleh Pengajar Praktik, Fasilitor dan Insrtuktur baik secara daring ataupun langsung. Maka tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai pemenuhan tugas CGP pada indikator 1.1.a.8. Artikel ini berisi rangkuman materi modul 1.1, refleksi CGP dan aksi nyata yang dikakukan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi pembaca semuanya.



B. DASAR-DASAR  PEMIKIRAN KHD KESIMPULAN MODUL 1.1
Modul 1.1 berisi tentang releksi filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara. sebelum membahas tentang pemikiran filosofis KHD baiknya kita mengenal dulu siapa KHD kemudian dilanjutkan dengan pemikiran-pemikiran beliau.

1. Siapa KHD.?
KHD merupakan singkatan dari Ki Hajar Dewantara yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjanigrat merupakan bangsawan yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Me 1889 M dan wafat pada tangal 26 April 1959 M. Beliau merupakan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda, hingga beliau mendirikan Taman Siswa.

2. Pendidikan Era Kolonial dan Pemikiran KHD
Dimasa kolonial sekolah yang didirikan oleh Belanda hanya untuk golongan atas seperti anak para raja, konglomerat dan bangsawan, pembelajaran yang diberikanpun hanya dasarnya saja. dan tidak bisa dinikmati oleh seluruh warga, oleh karenanya KHD mendirikan "taman siswa" pada tanggal 3 Juli 1922

3. Pemikiran KHD tentang Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah "tuntunan" mendidik artinya "menuntun" bahwa pendidikan itu hanya suatu ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak artinya, bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. anak adalah manusia yang berdiri sendiri sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri, guru sebagai pendidik hanya bisa menuntun mengarahkan tumbuh kembang anak, dan memperbaiki lingkungannya. sama halnya dengan kita menanam padi maka tidak mungkin berubah jadi jagung degan kehendak kita, yang asalnya padi akan tetap menjadi padi, namun sebagai pendidik kita seolah dapat menjaga padi itu agar tumbuh dengan baik, meskipun pendidikan itu hanya sebatas "tuntunan" namun pendidikan yang menuntun itu tentu sangat diperlukan, andaikata anak tidak baik dasarnya, tentu anak tersebut perlu mendapatkan tuntunan agar menjadi baik budi pekertinya, anak yang dasar jiwanya tidak baik dan juga tidak mendapat tuntunan pendidikan, tentu akan mudah menjadi orang jahat. anak yang sudah baik dasarnya juga masih memerlukan tuntunan, tidak saja dengan tuntunan itu ia akan mendapatkan kecerdasan yang lebih tinggi dan luas, akan tetapi dengan adanya tuntunan itu ia dapat terlepas dari segala macam pengaruh jahat.

Menurut KHD, budi pekerti merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara cipta (kognitif), karsa (afektif) sehingga menciptakan karya (psikomotor)

Lebih lanjut KHD juga menjelaskan tentang kodrat alam dan kodrat zaman dalam pendidikan. KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”.

Istilah terkenal dari KHD adalah Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. maknanya lebih kurang : di depan memberi teladan, ditengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif) dan dibelakang mendorong (dukungan moral)

C. REFLEKSI CGP TENTANG DASAR-DASAR PEMIKIRAN KHD
Setelah selesai mendalami modul 1.1 tentang dasar-dasar pemikiran KHD tentang pendidikan, yang diawali dengan berkaca dari suasana pendidikan pada masa kolonial hingga saat ini sungguh terciptanya kemajuan yang luar biasa. Pendidikan yang zaman dahulu hanya bisa di dapatkan oleh kalangan terbatas, sekarang sudah bisa di dapatkan oleh semua warga indonesia berbagai kalangan. pendidikan zaman dahulu yang hanya mengajarkan ilmu dasar seperti membaca menulis berhitung, sekarang sudah jauh berkembang, berbagai jenis ilmu pengetahuan hingga ilmu kecakapan dalam hidup sudah diajarkan. Sudah sepatutunya kita sebagai warga Indonesia bersyukur atas semua ini dengan cara serius berkecimpung dalam dunia pendidikan dalam rangka memajukan pendidikan Indonesia. ya betul, pendidikan Indonesia masih perlu dimajukan, meskipun dibandingan zaman kolonial pendidikan Indonesa sekarang sudah lebih baik, namun faktanya pendidikan Indonesia kalau dibandingkan dengan negara-negara lain masih jauh tertinggal. oleh karenanya seabagai salah satu bentuk rasa sykur kita, mari kita terus berinovasi dan memberikan pemikiran dan layanan terbaik untuk pendidikan Indonesia terlebih sebagai CGP agar terwujudnya pendidikan yang lebih baik lagi.

Satu konsep lama yang berharga namun barangkali baru dipahami adalah bahwa pendidikan itu adalah sebuah "tuntunan" dan mendidik berarti "menuntun". siapa yang di tuntun.? adalah siswa, dan siapa yang menuntun.? adalah guru. hingga jadilah peran guru sebagai penuntun bagi siswa untuk tumbuh kembang serta memperoleh kecakapan hidup sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Mengapa harus menuntun.? menuntun adalah proses mendampingi mengarahkan dan mebetulkan sesuatu sesuai dengan tujuannya, bukan mengubah sesuatu yang telah paten pada dasarnya. ketika guru menuntun siswa maka guru berperan sebagai pengarah siswa sebagai anak didiknya, anak tersebut pada dasarnya sudah memiliki potensi untuk berkembang sendiri, namun potensi tersebut dapat terpengaruh oleh pengalaman / tuntunan yang didapatkannya, peran guru adalah memberikan pengalaman yang baik agar anak mendapatkan budi pekerti yang baik.
Bagaimana kondisi yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.?
Pendidikan harus selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman. kodrat alam sederhananya berkaitan dengan alam di mana anak tinggal, atau dalam kata lain pendidikan harus searah dengan budaya setempat. maka dalam hal ini pendidikan Indonesia harus sejalan dengan budaya Inonesia, memajukan pendidikan Indonesia harus searah dengan memajukan budaya masyarakat Indonesia. perumpamaan yang sederhana bahwa pemebelajaran harus sesuai dengan konteks budaya sosio kultural setempat, di sekolah anak mesti mendapatkan kecakapan-kecakapan yang berkaitan dengan alam budayanya, misal anak yang hidup dipesisir laut mesti mempunyai kecakapan berenang atau anak yang hidup didaerah yang memiliki suatu tradisi budaya yang kental yang terwujud dalam aktifitas warga sehari-hari, maka anak tersebut harus memiliki kemampuan, pengetahuan dan kemauan untuk tergabung dalam komonitas tersebut, sebab anak hidup di alamnya. dalam konteks ini tentu berbeda misal pembelajaran anak yang tinggal didaerah ibu kota jakarta dengan anak yang tinggal di daerah papua pada segi pembelajaran sebab harus memperhatikan alam budayanya anak atau kodrta alam. Sedangkan yang dimaksud kodrat zaman sederhananya pendidikan harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, isi dan irama dari pendidikan harus selalu update sesuai kemajuan teknologi, dalam hal ini terdapat unsur inovasi yang menjadi hal terpenting, inovasi pendidikan merupakan cara-cara baru yang ditempuh dalam isi dan irama pendidikan agar selaras dengan tuntutan zaman dan mampu mempergunakan perkembangan teknologi dalam rangka memajukan pendidikan itu sendiri.

D. PANDANGAN TERHADAP MURID
Cara pandang seorang guru terhadap murid menentukan bagaimana cara guru menyikapi murid tersebut dalam segala hal, dalam pendidikan guru penggerak ini CGP diberikan pemahaman bahwa pembelajaran harus berpusat pada murid
1. Pandangan sebelum modul
Sebagai guru tentunya memandang siswa itu adalah anak manusia yang harus dicerdaskan dan dibentuk sesuai visi sekolah dan tujuan pendidikan secara umum. berbagai cara dilakukan agar tujuan itu tercapai, seperti memaksakan semua siswa untuk memperoleh hasil yang sama dengan satu cara yang sama, hal ini merupakan kesalahan sebab semua siswa itu mempunyai keunikan masing-masing dan cara belajar yang berbeda pula. Kemudian hal lainnya adalah suatu peratuan dibuat sesuai kehedak pribadi guru tanpa melibatkan siswa dalam proses berpikir, menganalisa dan pengambilan keputusan padahal siswa adalah manusia yang mempunyai pemikiran, perasaan dan memahami seuati dengan hatinya sendiri. Dan hal selanjutnya adalah pemahaman bahwa berbagai kegiatan dimasyarakat yang bisa diikuti siswa diluar waktu sekolah dianggap terpisah dari konsep pembelajaran di sekolah, sibuk ikut kegiatan kemasyarakatan hingga akhirnya melalaikan kewajiban bersekolah dinggap kurang tepat, padahal kedua hal tersebut sebenarnya bisa diapdukan dan memang suatu kesatuan yang harus pada dasarnya. Itulah beberapa pandangan saya sebagai CGP sebelum mendalami modul 1.1
2. Pandangan sesudah modul
Dalam menjalani kegiaran PGP ini banyak pemahaman baru yang didapatkan hasil dari aktivitas ruang kolaborasi, refeleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman dan lain sebagainya, pembelajaran tersebut mendorong peruahan pola pikir yang asalnya menyamakan siswa untuk memperolah hasil menjadi paham bahwa siswa itu berbeda-beda dengan potensi dan gaya belajarnya masing-masing. karena siswa mempunyai gaya belajarnya yang berbeda-beda tentu guru mesti melakukan diferensiasi dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa agar mewadahi berbagai perbedaan individu. hal lainnya adalah tentang kesepakatan belajar, dalam hal ini tidak bisa satu arah yakni dari guru saja, kesepakan belajar ataupun peraturan kelas paling efektif ternyata apabila merupakan hasil pemikiran dari siswa sendiri yang disepakati bersama guru, hal ini juga yang dilakukan oleh instruktur, fasilitator maupun pengajar praktik dalam kegiatan CGP dan juga CGP terapkan dalam kelas. Kamudian yang terakhir adalah tentang kegiatan kemasyarakatan yang diikuti siswa jangan dianggap menggangu pembelajarannya di sekolah, justru kegiatan kemansyarakatan ini bisa merupakan wadah siswa untuk belajar dan bisa dikoneskikan dengan pembelajaran di sekolah. Dalam kegiatan CGP ini juga dipahamkan oleh fasilitator bahwa berbagai kegaiatan sosio kultural setempat bisa dijadakan wadah bagi siswa yang bisa membentuk budi pekerti. hal ini tentu sejalan dengan konsep pemikiran KHD tentang kodrat alam.

E. AKSI NYATA YANG DILAKUKAN
Aksi nyata merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh CGP di sekolah dalam mengimplementasikan hasil pemikiran KHD modul 1.1 sebagai perwujudan dari pandangan, prilaku dan perlakuan CGP sendiri:
1. Memahami siswa itu mempunyai gaya belajarnya masing-masing oleh karenanya perlu diadakan diferensiasi dalam pembelajatan, langkah yang dikakukan adalah melakukan analisis gaya belajar siswa, menerapkan diferensiasi pada setiap modul ajar ataupun RPP, melaksanakan diferensiasi dalam kegiatan belajar, dan mengevaluasi.
2. Kesepakatan belajar yang berasal dari siswa sendiri. langkah yang dilakukan adalah menganalisa kendala dalam kelas, membuat kesepakatan belajar (peraturan kelas) yang berasal dari siswa, memahamkan kesepakatan kelas tersebut kepada siswa hingga orangtuanya, menuntun siswa untuk selalu mengikuti kesepakatan kelas dengan cara mengingatkan.
3. Berbagai kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan sosiokultural yang dapat menguatkan karakter siswa atau dalam kata lain menebalkan laku, dalam hal ini karena sudah mendapat pemahaman tentu dibikinlah satu program berupa kerja proyek bagi siswa yang berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa di rumah atau dimasyarakat, yang memuat unsur keagamaan, kebudayaan dan kemandirian yang nantinya akan dibuat laporan oleh siswa dan diserahkan ke guru secara berkala seminggu satu kali. contohnya siswa membuat laporan setelah mengunjugi satu tempat wisata kebudayaan, ikut dalam kegiatan kemasyarakatan, membuat mainan sendiri, memainkan mainan tradisional, dan lain sebagainya.

F. KESIMPULAN
Guru Penggerak adalah guru yang dilatih oleh pemerintah sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta seabagai agen penggerak komonitas disekitarnya juga sebagai aktor utama dalam pengimplelemtasian pemikiran dan cita-cita KI Hajar Dewantara tentang masa depan pendidikan bangsa Indonesia.
Pendidikan guru penggerak oleh calon guru pengegrak diawali denga mendalami modul 1.1 yaitu tentang pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, dari hasil pendalaman tersebut diukur sebatas mana pemahaman CGP dan sejauhmana pemahaman tersebut diterapkan di sekolah masing-masing.

0 Response to "Tugas CGP7 Oleh Nani, S.Pd.I ; 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 (Pemikiran Ki Hajar Dewantara)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel