Mengatasi Kenakalan Anak, Pahami Konsep Pola Asuh Pada Anak.
Salah satu karunia dari Allah SWT adalah Dia ciptakan manusia berpasang-pasangan, ada laki-laki dan ada perempuan, dan di antra keduanya Dia hadirkan yang namanya "cinta", cinta merupakan sebuah perasaan tertulus dari hati insan untuk menyukai, menyenangi, menyayangi terhadap yang dicintainya. Ketika dua insan (laki-laki dan perempuan) sedang dilanda cinta, kemudian mendapat restu untuk memadu cinta, kemudian terikat dengan sah oleh adat, hukum dan agama, maka dari "tesis + anti tesis = sintetis" dalam istilah lain buah dari cinta laki-laki dan perempuan adalah hadirnya sosok anak dalam kehidupan mereka yang merupakan buah hati, buah cinta dan kesayangan. Anak pada hakikatnya merupakan salah satu karunia terbesar dari Allah SWT yang Dia amanahkan, Dia titipkan kepada sepasang insan untuk menjadikan fithrohnya menjadi manusia yang sadar akan hak-hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah yang berjalan di muka bumi ini.
Tidak terlepas dari hal di atas, fithroh (fitrah) juga merupakan salah satu karunia dari Allah terhadap seluruh manusia yaitu berupa menciptakannya dengan memeberikannya suatu potensi suci (fitrah) untuk berkembang dan berpengetahuan melalui usaha pendidikan. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan para rasul-Nya untuk mengarahkan dan membimbing perkembangan fitrah tersebut agar senantiasa berada dijalan kebenaran yakni agama Islam.
A. PERAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
A. PERAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Dalam Islam, pendidikan utamanya bertujuan untuk membentuk insan islami, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan mampu mengaplikasikan segala bentuk ketaqwaan tersebut dalam segala aspek kehidupan. Kemudian dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut oleh Ki Hajar Dewantara membagi pendidikan berdasarkan tempatnya kedalam 3 (tiga) macam yang biasa disebut dengan tri pusat pendidikan yakni:
1. Pendidikan di dalam keluarga (pendidikan in formal)
2. Pendidikan di dalam sekolah (pendidikan formal), dan
3. Pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal)
Dari 3 hal di atas, berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab terhadap penanaman karakter positif dan nilai-nilai keagamaan terhadap anak maka yang paling berperan dan berpengaruh adalah pendidikan in formal atau pendidikan keluarga, sebab keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak dengan tentunya tak bisa dipungkiri anak pasti lahir dari keluarga, dan di dalam keluarga juga ada sosok pendidik yang secara qudrati yang secara penuh memliki tanggung jawab atas pendidikan anaknya yaitu orang tua.
B. PENGERTIAN POLA ASUH
Orang tua secara umum mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam dalam keluarga, salah satunya adalah mengasuh anak, orang tua dituntut untuk menggunakan pola asuh yang tepat terhadap anaknya. Pola asuh adalah prilaku dan perlakuan orang tua terhadap anaknya, pola asuh dapat menjadi sarana bagi orang tua dalam membentuk dan menempa anaknya sesuai dengan yang diinginkan oleh keluarga.
Pola asuh orang tua juga merupakan bentuk sikap dalam berintekasi dengan anak-anaknya, sikap tersebut meliputi cara orang tua memberikan aturan, perhatian, perlindungan dan pendidikan terhadap anaknya. Sistem pola asuh yang tepat diharapkan kelak mampu memberikan kontribusi pada diri anak agar ia kelak menjadi manusia yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh pendidikan dan agama Islam. Kesimpulannya berbagai macam pola asuh orang tua yang berupa prilaku dan perlakuan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh bagaimana jadinya karakter anak tersebut nanti.
C. JENIS POLA ASUH
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis pola asuh yang orang tua terapkan terhadap anak, berikut penjelasannya:
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif mempunya 2 (dua) segi, yang pertama pola asuh yang cenderung cuek terhadap anak, dan yang kedua pola asuh dengan cara sangat memanjakan anak, kedua macam pola asuh tersebut termasuk dalam kategori pola asuh permisif.
Pola asuh permisif pada dasarnya adalah jenis pola asuh anak yang mana anaklah yang berkuasa, dalam hal ini ada jenis orang tua yang sangat sayang dan sangat memanjakan anaknya secara berlebihan, segala yang anak mau dituruti, segala kesulitan anak dibantu bahkan orang tua yang melakukan, sampai-sampai untuk melepas celana atau melap ingus saja orang tua yang lakukan, anak tidak pernah diajarai bagaimana dia untuk menyelesaikan masalahnya, segala permasalahannya dengan sigap orang tua yang menangani.
Dalam kasus anak remaja termasuk orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya, sehingga anak punya kuasa penuh untuk menentukan segala aktifitasnya tanpa kontrol dan aturan-aturan yang di sepakati sebelumnya oleh orang tua dan anak. Orang tua selalu cuek sok sibuk dengan alasan pekerjaan karir dan lain sebagainya, pada kasus ini anak merasa tidak di hargai dan merasa tidak berarti, sehingga segala perbuatan yang dia lakukan tanpa pengawasan dan kontrol dari orang tua, anak punya kebebasan penuh untuk teman sepergaulan entah yang negatif atau positif dan tiada pengarahan dari orang tua sama sekali, Kesimpulannya pola asuh permisif adalah pola asuh yang mana anaklah yang berkuasa.
2. Pola Asuh Otoriter
Berbeda dengan pola asuh permisif, pola asuh otoriter adalah kebalikannya, pola asuh otoriter adalah orang tua yang berkuasa, segala aktivitas anak, segala bentuk gerak gerik anak orang tua yang tentukan. Dalam pola asuh otoriter banyak peraturan yang bersifat sepihak atau paksaan dari orang tua. Sistem pola asuh ini adalah pola asuh yang keras terhadap anak, sebab anak ketika melakukan kesalahan orang tua tidak segan-segan memberikan sangsi / hukuman terhadap anak.
Ciri-ciri pola asuh otoriter diantaranya adalah:
a. Komonikasi satu arah.
b. Orang tua menerapkan aturan yang sangat ketat.
c. Anak akan segera dihukum jika melanggar peraturan.
d. Orang tua tidak terbuka
d. Anak tidak diberi kesempatan berpendapat
3. Pola Asuh Demokratis
Sedangkan pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak disertai dengan kontrol dari orang tua. Pola asuh demokratis adalah gabungan dari pola asuh permisif dan otoriter, artinya sebagai orang tua harus tahu kapan waktunya memanjakan anak dan kapan waktunya untuk tegas terhadap anak.
Pola asuh demokratis juga memliki aturan-aturan yang harus dituruti anak, tapi tidak bersifat satu arah melainkan aturan tersebut di buat oleh orang tua dengan cara berdiskusi untuk membuat kesepakatan dengan anak tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakuan berserta alasannya yang rasional atau dapat dipahami anak.
Dalam hal ini ketika anak melakukan kesalahan janganlah sekali-kali membiarkannya namun cepatlah ambil tindakan peringatan atau hukuman namun selalu selalu sertakan alasan rasional tersebut mengapa hal itu dilarang dan mengapa anak itu mendapat hukuman agar anak mengerti dan tidak merasa tersakiti.
Intinya pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ada saatnya boleh memanjakan terhadap anak dan ada saatnya harus tegas kepada anak, baik saat memanjakan atau saat tegas/menghukum terhadap anak keduanya harus disertai alasan rasional yang bisa dipahami dan diterima hati nurani anak.
D. PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Berbagai macam pola asuh orang tua terhadap anak tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak nantinya secara psikologis, berikut penjelasannya:
1. Pola asuh permisif akan menghasilkan anak yang tidak mandiri, manja dan tidak matak dari aspek sosial. Namun pada kasus lain pola asuh permisif juga menghasilkan anak yang implusive, agresif dan mau menang sendiri / egois.
2. Pola asuh otoriter akan menghasilkan anak yang penakut, pendiam, kurang inisiatif, menarik diri, tertutup dan berkepribadian lemah, namun kadang jua menghasikan anak yang suka menantang, suka melawan dan suka berontak.
3. Pola asuh demokratis akan menghasilkan anak yang mandiri, punya kontrol diri yang baik, dapan menjalin hubungan sosial dan tentunya lebih dewasa secara mental.
Pola asuh orang tua juga merupakan bentuk sikap dalam berintekasi dengan anak-anaknya, sikap tersebut meliputi cara orang tua memberikan aturan, perhatian, perlindungan dan pendidikan terhadap anaknya. Sistem pola asuh yang tepat diharapkan kelak mampu memberikan kontribusi pada diri anak agar ia kelak menjadi manusia yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh pendidikan dan agama Islam. Kesimpulannya berbagai macam pola asuh orang tua yang berupa prilaku dan perlakuan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh bagaimana jadinya karakter anak tersebut nanti.
C. JENIS POLA ASUH
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis pola asuh yang orang tua terapkan terhadap anak, berikut penjelasannya:
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif mempunya 2 (dua) segi, yang pertama pola asuh yang cenderung cuek terhadap anak, dan yang kedua pola asuh dengan cara sangat memanjakan anak, kedua macam pola asuh tersebut termasuk dalam kategori pola asuh permisif.
Pola asuh permisif pada dasarnya adalah jenis pola asuh anak yang mana anaklah yang berkuasa, dalam hal ini ada jenis orang tua yang sangat sayang dan sangat memanjakan anaknya secara berlebihan, segala yang anak mau dituruti, segala kesulitan anak dibantu bahkan orang tua yang melakukan, sampai-sampai untuk melepas celana atau melap ingus saja orang tua yang lakukan, anak tidak pernah diajarai bagaimana dia untuk menyelesaikan masalahnya, segala permasalahannya dengan sigap orang tua yang menangani.
Dalam kasus anak remaja termasuk orang tua yang kurang perhatian terhadap anaknya, sehingga anak punya kuasa penuh untuk menentukan segala aktifitasnya tanpa kontrol dan aturan-aturan yang di sepakati sebelumnya oleh orang tua dan anak. Orang tua selalu cuek sok sibuk dengan alasan pekerjaan karir dan lain sebagainya, pada kasus ini anak merasa tidak di hargai dan merasa tidak berarti, sehingga segala perbuatan yang dia lakukan tanpa pengawasan dan kontrol dari orang tua, anak punya kebebasan penuh untuk teman sepergaulan entah yang negatif atau positif dan tiada pengarahan dari orang tua sama sekali, Kesimpulannya pola asuh permisif adalah pola asuh yang mana anaklah yang berkuasa.
2. Pola Asuh Otoriter
Berbeda dengan pola asuh permisif, pola asuh otoriter adalah kebalikannya, pola asuh otoriter adalah orang tua yang berkuasa, segala aktivitas anak, segala bentuk gerak gerik anak orang tua yang tentukan. Dalam pola asuh otoriter banyak peraturan yang bersifat sepihak atau paksaan dari orang tua. Sistem pola asuh ini adalah pola asuh yang keras terhadap anak, sebab anak ketika melakukan kesalahan orang tua tidak segan-segan memberikan sangsi / hukuman terhadap anak.
Ciri-ciri pola asuh otoriter diantaranya adalah:
a. Komonikasi satu arah.
b. Orang tua menerapkan aturan yang sangat ketat.
c. Anak akan segera dihukum jika melanggar peraturan.
d. Orang tua tidak terbuka
d. Anak tidak diberi kesempatan berpendapat
3. Pola Asuh Demokratis
Sedangkan pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak disertai dengan kontrol dari orang tua. Pola asuh demokratis adalah gabungan dari pola asuh permisif dan otoriter, artinya sebagai orang tua harus tahu kapan waktunya memanjakan anak dan kapan waktunya untuk tegas terhadap anak.
Pola asuh demokratis juga memliki aturan-aturan yang harus dituruti anak, tapi tidak bersifat satu arah melainkan aturan tersebut di buat oleh orang tua dengan cara berdiskusi untuk membuat kesepakatan dengan anak tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakuan berserta alasannya yang rasional atau dapat dipahami anak.
Dalam hal ini ketika anak melakukan kesalahan janganlah sekali-kali membiarkannya namun cepatlah ambil tindakan peringatan atau hukuman namun selalu selalu sertakan alasan rasional tersebut mengapa hal itu dilarang dan mengapa anak itu mendapat hukuman agar anak mengerti dan tidak merasa tersakiti.
Intinya pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ada saatnya boleh memanjakan terhadap anak dan ada saatnya harus tegas kepada anak, baik saat memanjakan atau saat tegas/menghukum terhadap anak keduanya harus disertai alasan rasional yang bisa dipahami dan diterima hati nurani anak.
D. PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Berbagai macam pola asuh orang tua terhadap anak tentunya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak nantinya secara psikologis, berikut penjelasannya:
1. Pola asuh permisif akan menghasilkan anak yang tidak mandiri, manja dan tidak matak dari aspek sosial. Namun pada kasus lain pola asuh permisif juga menghasilkan anak yang implusive, agresif dan mau menang sendiri / egois.
2. Pola asuh otoriter akan menghasilkan anak yang penakut, pendiam, kurang inisiatif, menarik diri, tertutup dan berkepribadian lemah, namun kadang jua menghasikan anak yang suka menantang, suka melawan dan suka berontak.
3. Pola asuh demokratis akan menghasilkan anak yang mandiri, punya kontrol diri yang baik, dapan menjalin hubungan sosial dan tentunya lebih dewasa secara mental.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny